Mitologi Cina
Irene Dea Collier
126 Halaman
Manfaat yang dapat dirasakan setelah membaca buku ini adalah bertambahnya wawasan dan pengetahuan yang kita dapatkan tentang dewa dan dewi masyarakat Cina yang dipercaya dilahirkan, mempunyai badan, pakaian dan bahasa sebagaimana kita semua. Juga penjelasan pada manusia mengenai bermacam-macam fenomena alam. Di buku ini juga menceritakan tentang berbagai gambaran tokoh-tokoh seperti dalam berbagai dongeng, dewa-dewi, figur-figur historis, naga, unicorn dan lain sebagainya.
Sekalipun memiliki berbagai tema, sebagian besar cerita-cerita dalam mitologi Cina mengandung satu tema umum, yaitu perjuangan manusia mengalahkan berbagai rintangan, yang terkadang dibantu oleh dewa dan kemudian ia dihukum atau dihalangi oleh mereka.
Buku ini terdiri atas 10 bagian yang masing-masing menceritakan tentang:
Bagian 1 – membahas tentang kisah Panku yang muncul pertama kali pada masa kekuasaan dinasti Han (206 SM-220 SM). Kisah ini memperkenalkan pentingnya konsep Yin dan Yang. Dalam kisah ini, Panku dikisahkan sebagai seorang raksasa yang berpakaian kulit beruang dan dedaunan.
Bagian 2 – bagian ini menceritakan tentang Nuwa. Seperti dewa-dewa masa kuno yang lain, Nuwa berwujud setengah binatang, dan setengah dewi. Maski sebagian besar dewa adalah laki-laki, Nuwa adalah dewi yang sangat kuat. Ia menciptakan manusia dan betanggung jawab memperbaiki bumi.
Bagian 3 – pada bagian ini, penulis memperkenalkan tokoh Fushi, yang dipercaya sangat dihormati karena mengenalkan system penulisan yang ditemukan untuk meningkatkan system perhitungan kuno dari perhitungan simpul. Juga, ia mengajarkan manusia bagaimana cara agar dapat berkomunikasi dengan dewa menggunakan kerangka kura-kura dan ia mengajarkan manusia bagaimana cara membuat kecapi Cina.
Bagian 4 – bagian ini membahas tentang Gong, dewa air perusak yang bergulat untuk mengawasi dunia segera setelah penciptaan manusia. Pendahulunya, Zurong, sang dewa api memimpin dunia dengan damai. Kedua dewa ini memiliki sifat yang sangat buruk. Menurut sejarah, keduanya sering berperang dan ditampilkan sebagai raksasa dengan tubuh ular berwajah manusia dan berambut merah. Zurong biasanya ditampilkan dengan tubuh seperti manusia yang sangat besar dengan kulit merah dan janggutnya yang panjang.
Bagian 5 – seperti yang diceritakan pada bagian 4, Gong dan Zurong yang sering berperang dan kemudian bumi menjadi tidak stabil dan mengalami kehancuran akibatnya. Pada bagian ini menceritakan tentang kisah Yu yang membangun kembali bumi. Ia bekerja keras melintasi Negara kemudian menemukan 233.559 lubang luas di bumi. Lalu lubang-lubang ini ia isi dengan tanah dan alang-alang, dan menjatuhkan bola-bola tanah ajaib untuk mengeringkan tanah yang basah akibat banjir.
Bagian 6 – pada bagian ini menceritakan tentang Yi, sang pemanah yang menolong para dewa, kehebatannya dalam memainkan busur dan panah sangat diakui. hal ini sendiri yang membuat cerita Yi semakin menarik karena kisah ini didasarkan pada sosok nyata, seorang pemanah yang hidup sekitar tahun 2436-2255 SM.
Bagian 7 – menceritakan tentang Dewi Bulan pada dinasti Tang (618-906 SM) yang kesepian karena kehilangan saudari-saudari dewinya dan kemewahan kayangan hanya karena ia sangat mencintai suaminya yang merupakan seorang pemanah yang hebat.
Bagian 8 – bagian ini menceritakan tentang Ramalan Unicorn yang tersebar di sekitar kehidupan Konfusius (551-479 SM). Ini akan berkisah tentang unicorn, seekor binatang yang disucikan di zaman Cina kuno. Seekor hewan yang pemalu dan berbeda dengan mitos unicorn di Eropa, unicorn pada zaman Cina kuno ini tidak menyakiti orang yang tidak bersalah. Tapi ketika marah, ia melukai orang dengan tanduknya.
Bagian 9 – bagian ini bercerita tentang sebuah filosofi, Taoisme berkembang menjadi sebuah agama. Kuil-kuil didirikan, dan kera-kera diberi tugas untuk mengawasi tempat-tempat ibadah ini. Taoisme kemudian dikagumi dengan keabadiannya, mantra, ramuan, alkimia, dan kekuatan ajaib seperti terbang dan berubah wujud. 15 abad kemudian, seorang anggota pemerintah bernama Wu Cheng-en menulis sebuah novel terkenal yang berjudul “Perjalanan ke Barat”. Yang didalamnya menampilkan karakter yang paling terkenal dalam legenda China, Raja Kera.
Bagian 10 – bagian terakhir dari buku ini mengulas tentang kisah Perjalanan ke Barat yang menceritakan tentang seorang biarawan bernama San Zang yang membahayakan hidupnya berkali-kali pada saat melakukan perjalanan kunjungan ke India selama 17 tahun untuk membawa kembali kitab suci Buddha ke Cina. Kisah ini menjadi sangat menarik karena didalamnya berjumlah 81 petualangan, yang kemudian dibentuk menjadi sebuah kisah yang lebih besar.
Yang
dapat saya simpulkan dari buku ini adalah pembaca dapat lebih mengetahui lebih
dalam ilmu dan pengetahuan-pengetahuan “tambahan” yang terdapat dalam
buku ini. Terlebih mengenai tokoh/dewa-dewi yang mereka percayai keberadaannya.
Juga tentang perkembangan kepercayaan masyarakat itu sendiri.
Pesan
saya untuk para pembaca, jika membaca buku ini sebaiknya kalian tidak
menilai buku ini membosankan. Karena, jika kalian mendalaminya pada saat
membaca saya yakin kalian akan tergoda untuk membacanya lagi dan lagi.